Senin, 15 September 2008

zakat maut

Saya tidak tahu seberapa banyak BAZIS atau lembaga lembaga sejenisnya tersebar di negeri ini, atau memang Sang Saudagar Kaya dari Pasuruan ini tidak tahu keberadaan lembaga ini atau mungkin juga tahu, tapi kredibelitas lembaga ini tidak mampu meyakinkan Sang Saudagar, sehingga dia lebih memilih membagikannya langsung, yang memang telah menjadi kebiasaannya.
Hanya saja dia tidak menyadari bahwa fakir miskin di negeri ini jumlahnya selalu bertambah setiap tahunnya. Sehingga yang terjadi adalah ribuan fakir miskin rela antri (mungkin) berdesak-desakan demi sejumlah uang. Bahkan bagi 21 orang dari mereka, harus antri sampai ajal, tanpa pernah menyentuhnya, apalagi menerima dan membawanya pulang. Ataupun bagi puluhan fakir miskin lainnya yang terpaksa tidak mendapat pambagian karena lebih memilih hidup dari pada mati kehabisan nafas dan terinjak-injak... Padahal banyak dari kita (yang pekerja) yang tidak perlu antri berdesak-desakan untuk mendapatkan Te....Ha.....Er.....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

AJIB!lah
Ratna Galih, Sydney,NSW.